ABSTRAK NOFI NUR WAHYU : STUDI PROSPEKTIF DAN RETROSPEKTIF PEMBERIAN KOLESTIRAMIN ANHIDRAT TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN PADA NEONATUS DI RUMAH BERSALIN DAN PRAKTEK BERKELOMPOK DOKTER SPESIALIS AL-FAUZAN CONDET JAKARTA TIMUR DARI BULAN SEPTEMBER 2007 ? AGUSTUS 2008 Ikterus terdapat pada 60% bayi baru lahir (neonatus). Cara yang dapat di gunakan untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah yaitu di antaranya fototerapi (blue light), terapi transfusi, terapi dengan ASI (Air Susu Ibu) dan terapi sinar matahari. Pada umumnya terapi digunakan secara kombinasi. Selain itu, terdapat pengalaman empiris para dokter bahwa kolestiramin dapat digunakan dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat atau menelusuri data kontrol pemakaian kolestiramin dalam penanganan kasus hiperbilirubin pada neonatus. Penelitian ini menggunakan pola penelitian survei dengan menggunakan data prospektif dan retrospektif. Data diperoleh dari 3 kelompok. Masing-masing kelompok menggunakan 6 sampel. Pada kelompok kesatu sampel diberikan sinar Blue light, pada kelompok kedua sampel diberikan sinar matahari, dan pada kelompok ketiga sampel diberikan sinar matahari dan kolestiramin anhidrat dengan dosis 0,6 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan dalam menurunkan kadar bilirubin pada neonatus dengan cara Blue light dapat menurunkan kadar bilirubin sebesar 25.92 %, dan dengan sinar matahari dapat menaikkan kadar bilirubin dengan persentase kenaikan rata-rata sebesar 38.8 %. Sedangkan dengan pemberian kolestiramin anhidrat dapat menurunkan kadar bilirubin sebesar 12.05 %.