Abstrak
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern membuat dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktifitas dengan skala pengusahaan lebih besar dalam waktu relatif singkat, hal itu akan dapat memperbesar resiko bahaya terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
PT. TDW adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan komponen-komponen mobil. Bahan yang digunakan di unit produksi menggunakan mesin, alat-alat berat dan bahan kimia yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,sehingga diperlukan pengendalian potensi bahaya, salah satunya dengan penggunaan alat pelindung diri d itempat kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri di unit produksi PT.TDW Jakarta 2003. Data yang digunakan terdiri dari data primer dengan alat bantu kuesioner dan data sekunder diperoleh dari pihak personalia dan tim safety.
Penelitian diuji dengan Chi Square. Berdasarkan tingkat pengetahuan dengan penggunaan APD, jumlah responden paling banyak dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 63 orang dari 72 responden dengan P value 1,000.Berdasarkan sikap jumlah responden paling banyak mempunyai sikap baik yaitu 68 orang dari 72 responden dengan P value 0,014. Berdasarkan peraturan responden paling banyak menyatakan adanya peraturan penggunaan APD yaitu 70 orang dari 72 responden dengan P value 1,000. Berdasarkan pengawasan responden paling banyak menyatakan adanya pengawasan penggunaan APD yaitu 54 orang dari 72 responden dengan P value 0,003. Berdasarkan sangsi responden paling banyak menyatakan adanya sangsi yaitu 42 orang dari 72 responden dengan P value 0,027, Berdasarkan ketersedian APD responden paling banyak menyatakan APD tersedia dengan lengkap yaitu 53 orang dari 72 responden dengan P value 0,004.
Dari hasil penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap positif tenaga diperlukan peningkatan frekuensi pelatihan tentang K3 dan APD, serta adanya pengawasan dan sangsi untuk menanamkan kedisiplinan, sehingga dengan sendirinya pekerja akan termotivasi untuk selalu menggunakan alat pelindung diri.