OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S03-000079
Judul : Perbandingan kadar quercetin dan pola genetik 35 varietas jambu biji (psidium guajava L)
Pengarang : Dwi Endah Karyani
Penerbit dan Distribusi : FMIPA
Subjek :
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S03-000079 S03-000079 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 38817
 Abstrak
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu dari tanaman berkhasiat obat dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan penyakit antara lain diare. Tetapi yang sering dipakai untuk pengobatan umumnya adalah jambu biji dengan daging buah yang berwama merah. Senyawa kimia yang dikandung dalam daun jambu biji selain tanin adalah quercetin. Quercetin digunakan untuk pengobatan gangguan perut-usus dan radang. Penelitian ini bertujuan menetapkan kadar quercetin dan mengetahui kekerabatan genetik 35 varietas daun jambu biji. Telah dilakukan ekstraksi dengan metanol p.a. diperoleh ekstrak cair, kemudian di KLT dengan pengembang Etil asetat : metanol p.a. air ; Asam asetat (100: 13,5: 10 : 2) dibandingkan dengan quercetin baku. Dari bercak kromatografi ekstrak cair yang dihasilkan, dikerok, kemudian diukur kadarnya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 259 nm. Penetapan pola genetik diperoleh dengan elektroforesis gel. Dilakukan pula pembuatan kurva baku quercetin, diperoleh garis persamaan regresi y = -1,4762 χ 10-3 + 4,5657 x 10-3 χ dengan harga r = 0,9978. Kadar quercetin dihitung berdasarkan kurva kalibrasi tersebut. Kadar terbesar terdapat pada sample P5 sebesar 7,405%. Dan kadar terendah terdapat pada sample P15 sebesar 0,54 %. Pada proses elektroforesis memakai daun jambu biji segar, kemudian dihaluskan bersama buffer, untuk melarutkan protein yang terdapat di dalam daun. Hasil elektroforegram menunjukkan adanya pita-pita protein yang muncul pada gel elektroforesis setelah diberi pewarnaan dengan comassie blue. Dari pita-pita protein yang muncul kemudian ditentukan hubungan kekerabatan genetika 35 varietas daun jambu biji tersebut dengan fenogram. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam satu jenis daun jambu biji terdapat hubungan kekerabatan yang sangat jauh, sehingga kesamaan morfologi belum tentu menunjukkan kesamaan genetik antar varietas.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox