Preformulasi merupakan langkah awal mendesain dan memformulasikan suatu sediaan untuk mendapatkan suatu formula yang rasionaI, memaksimumkan formulasi serta mendapatkan kualitas dan penampilan produk yang optimal. Disolusi intrinsik merupakan suatu uji preformulasi yang memprediksikan keterbatasan laju disolusi dalam hal perlu atau tidaknya penambahan eksipien untuk mengatasi masalah kelarutan zat aktif yang akan diformulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai serta pengaruh tekanan terhadap kecepatan disolusi intrinsik amoksisilin. Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, sukar larut dalam air, metil alkohol dan alkohol, larut dalam larutan asam dan larutan alkali hidroksida, merupakan antibiotik yang banyak digunakan, oleh karena itu pentingnya dilakukan uji preformulasi guna mendapatkan suatu formula yang baik. TeIah dilakukan penelitian uji preformulasi disolusi intrinsik amoksisilin dalam medium HCI 0,1 N dengan metode luas permukaan konstan yang mengkompresi zat aktif murni menjadi suatu pellet dengan menggunakan alat yang dinamakan hand press pada bobot tekanan pengempaan 2, 4, dan 6 ton. Uji kecepatan disolusi intrinsik amoksisilin dilakukan pada alat disolusi dengan kecepatan 100 rpm dalam medium HCI 0,1 N pada suhu 37+0,5°C. Diperoleh nilai rata-rata kecepatan disolusi intrinsik pellet amoksisilin dengan bobot tekanan 2 ton adalah 15,372 mg/menit/cm2. Nilai rata-rata kecepatan disolusi intrinsik pellet amoksisilin dengan bobot tekanan 4 ton adalah 12,510 mg/menit/cm2. Nilai rata-rata kecepatan disolusi intrinsik pellet amoksisilin dengan bobot tekanan 6 ton adalah 14,354 mg/menit/cm2_ Data hasil uji kecepatan disolusi intrinsik dianalisis dengan menggunakan ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh F hitung = 3,4979943 dan F tabel = 5,143249 serta nilai probabilitas = 0,0984069 maka terlihat tidak adanya perbedaan bermakna nilai kecepatan disolusi intrinsik,terhadap tekanan. Mengacu pada pernyataan Kaplan dan Wood yang menyatakan jika nilai kecepatan disolusi intrinsik > 1 mg/menit/cm2, maka tidak bermasalah dalam absorpsi dan dapat dikatakan tidak memerlukan penambahan eksipien untuk meningkatkan kelarutan, termasuk kecepatan disolusi tidak terbatas.