Abstrak
Masyarakat Indonesia secara tradisional penggunaan benalu teh sebagai obat anti kanker. Dengan melakukan uji toksisitas ekstrak etanol, fraksi heksan, fraksi etil asetat dan fraksi butanol benalu teh (Scurrula atropurpurea (Blume) Danser) akan mempercepat penentuan senyawa yang berpotensi sebagai anti kanker.
Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penyarian simplisia menggunakan etanol 70% sebagai pelarut dengan metode maserasi. Ekstrak etanol yang diperoleh sebagian difraksinasi secara bertingkat dengan pelarut yang berbeda polaritasnya yaitu dengan pelarut heksan, etil asetat dan butanol. Uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), dengan hewan uji larva Artemia salina Leach. Persentase kematian yang diperoleh dihitung dengan analisis probit untuk mendapatkan nilai LC50 nya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi heksan, fraksi etil asetat dan fraksi butanol mempunyai efek toksik terhadap hewan uji A.salina karena mempunyai nilai LC50 < 1000 . µg/ml. Nilai LC50 untuk ekstrak etanol 71,57 µg/ml, untuk fraksi heksan 67,58 µg/ml, untuk fraksi etil asetat 39,57 µg/ml dan untuk fraksi butanol 66,50 µg/ml. Dengan melihat nilai LC50 nya pada masing-masing ekstrak dapat diketahui bahwa benalu teh mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai obat anti kanker.