Abstrak
Industri mebel dapat menimbulkan polusi udara lokal berupa partikulat terutama pada bagian produksi yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan fungsioanl pernapasan. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsional pernapasan pada pekerja mebel. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Klender Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan teknik total sampling yang dilakukan ke seluruh pekerja dengan total 77 pekerja. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Juli 2023. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah gangguan fungsional pernapasan yang diukur dengan Peak Flow Meter. Variabel Independen (bebas) diukur melalui wawancara dan pengisian kuesioner serta lembar pengukuran kadar debu. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat dengan kategor terbanyak pada penelitian ini adalah gangguan fungsional pernapasan abnormal (64,9%), umur tua (62,3%), masa kerja lama (64,9%), lama kerja >8 jam/hari (68,8%), status gizi normal (85,7%), ada keluhan pernapasan (72,7%), kadar debu >baku mutu (75,3%), tidak memiliki kebiasaan berolahraga (59,7%), dan tidak memakai APD (masker) (74,0%). Hasil uji bivariat yang memiliki hubungan dengan gangguan fungsional pernapasan yaitu variabel umur (Pvalue 0,000), variabel masa kerja (Pvalue 0,044), variabel lama kerja (Pvalue 0,035), variabel keluhan gangguan pernapasan (Pvalue 0,006), variabel kadar debu serbuk kayu (Pvalue 0,034), dan variabel kepatuhan memakai APD (masker) (Pvalue 0,015). Saran yang dapat diberikan yaitu bagi pemilik mebel untuk memperhatikan lingkungan kerja pekerja seperti mengontrol kadar debu dan membuat ventilasi udara, memperhatikan waktu kerja pekerja, serta untuk menyediakan fasilitas alat pelindung pernapasan yang lebih memadai.