Abstrak
Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik mampu untuk mengolah emosinya sehingga dapat berpikir secara objektif dan sanggup untuk menerima situasi yang dihadapi. Kondisi emosi yang tidak stabil tentu saja dapat menghambat proses belajar. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan resiliensi akademik yang lebih dari setiap mahasiswa. Resiliensi akademik didefinisikan sebagai proses dinamis, di mana seseorang menunjukkan perilaku adaptif saat ia dihadapkan pada persoalan dan mengarah pada kemampuan yang mungkin dimilikinya untuk menghadapi peristiwa yang buruk dan mendapatkan kemampuan baru dari proses menghadapi tantangan dan kesulitan dalam akademik. Resiliensi juga berkaitan langsung dengan bagaimana individu dapat bertahan dan bangkit dari tekanan yang di hadapinya. mengatasi tekanan ini tidak terlepas dari kepandaian individu dalam mengelola emosionalnya, beberapa mahasiswa yang mampu bertahan dalam situasi kondisi sulit ketika perkuliahan mereka mencari solusi baru agar mahasiswa tidak tertekan atau mengalami kejenuhan pada saat perkuliahan hybrid learning. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi terhadap resiliensi. Sampel pada penelitian ini sebanyak 233 mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu assesing emotional scale (AES) untuk mengukur kecerdasan emosi dengan nilai alpha cronbach 0.872. dan the academic resilience (ARS-30) untuk mengukur resiliensi dengan nilai alpha cronbach 0.904. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis correlations dengan aplikasi SPSS 25 pada penelitian ini mendapatkan correlation coefficient sebesar 0,525 dengan probability value sebesar 0,000 (p<0,001). Artinya hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kecerdasan emosi dengan resiliensi dimana Ha diterima dan H0 ditolak.