Abstrak
Penelitian sebelumnya meneliti hubungan social comparison terhadap subjective well-being pada mahasiswi pengguna Instagram yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif social comparison terhadap subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh social comparison terhadap subjective well-being pada remaja pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif metode ex-post facto. Penelitian dilakukan menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel yang terkumpul sebanyak 152 remaja pengguna media sosial. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan simple linear regression. Penelitian ini dalam mengukur subjective well-being menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) milik Diener et.al (1985) dan Scale of Positive and Negatif Experience (SPANE) milik Diener et.al (2009) yang telah diadaptasi oleh peneliti, dan The Questionnaire of the Iowa-Netherlands Comparison Orientation Measure (INCOM) milik Gibbons dan Buunk (1999) yang telah dimodifikasi oleh peneliti untuk mengukur social comparison. Hasil simple linear regression menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan social comparison terhadap subjective well-being dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 (p<0.01). Koefisien R Square sebesar 0,052 menunjukkan bahwa social comparison memberikan kontribusi sebesar 5,2% terhadap subjective well-being. Terdapat koefisien β sebesar -0,579 yang menunjukkan bahwa social comparison memberikan efek negatif terhadap subjective well-being. Hal ini menunjukkan semakin tinggi social comparison yang dimiliki remaja pengguna media sosial, maka akan semakin rendah subjective well-being remaja pengguna media sosial, begitupun sebaliknya. Diharapkan remaja dapat mengurangi social comparison sehingga dapat meningkatkan subjective well-being remaja tersebut. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti variabel lain yang mempengaruhi subjective well-being untuk mengetahui kontribusi variabel lain di luar dari penelitian ini.