Abstrak
Studi yang dilakukan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Pusat Kajian Jaminan Nasional Universitas indonesia menyebut 33,03 persen pemuda usia 18-24 tahun masih menjadi perokok aktif. Sementara itu dampak negatif yang disebabkan dengan merokok lebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya, sehingga merokok merupakan perilaku beresiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kearifan terhadap risk taking behaviour pada mahasiswa perokok di Universitas Muhammadiah Prof Dr Hamka. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan sampel yang merupakan mahasiswa perokok di Universitas Muhammadiah Prof Dr Hamka (N = 137; usia 19-22 tahun) dan menggunakan perhitungan data statistik regresi. Instrument yang digunakan untuk mengukur kearifan menggunakan skala Gluck at al (2013). Sementara untuk mengukur risk taking behaviour menggunakan skala Risk- Taking Behaviour yang sudah dikembangkan oleh Hamzah (2010). Berdasarkan hasil regresi kearifan terhadap risk taking behaviour diperoleh nilai R square sebesar 0,031 yang berarti kearifan berkontribusi dalam mempengaruhi risk taking behaviour sebesar 3,1%, Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kearifan berpengaruh terhadap risk taking behaviour.