Abstrak
Abstrak - Pandemi covid-19 mengakselerasi distrupsi pada dunia pendidikan untuk beralih dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring. Dampak perubahan yang terjadi karena PJJ membuat proses belajar menjadi kurang maksimal, murid mengalami indikasi stres akademik, diantaranya karena adanya tuntutan untuk beradaptasi terhadap perubahan metode dalam proses pembelajaran, tumpukan tugas yang diberikan, dan turunnya prestasi belajar pada siswa. Resiliensi pada individu dapat digunakan untuk mengatasi kondisi yang sulit sepertiperasaan tertekan pada individu yang diakibatkan karena permasalahan serta bagaimana individu mereaksi permasalahan tersebut. Ketahanan atau resiliensi diakui sebagai kompetensi kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menangani perubahan signifikan dan meningkatkan tanggung jawab dengan bangkit dari keterpurukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara stres akademik dengan resiliensi pada siswa SMA yang menjalani pembelajaran daring saat pandemi covid-19. Penelitian ini melibatkan 200 siswa SMA yang menjalani PJJ di masa pandemi covid-19. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan dalam bentuk google form. Instrument yang digunakan adalah Kuesioner stres akademik oleh Lin dan Chen (2009) dan kuesioner Resiliensi oleh Connor dan Davidson (2003). Hipotesis dalam penelitian ini mengarahkan peneliti untuk melihat adanya hubungan yang signifikan antara stres akademik dengan resiliensi. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara stres akademik dengan resiliensi. Pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan (r = 0.418, p < 0.05). Hal inimenunjukan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara stres akademik dan resiliensi pada siswa SMA pada pembelajaran daring saat pandemi Covid-19, artinya semakin tinggi stres akademik maka semakin tinggi juga resiliensi yang dimiliki siswa, begitu juga sebaliknya.