Abstrak
BSA merupakan kelompok yang dibentuk atas dasar kemanusiaan. Khususnya sangat mengutuk keras segala tindakan rasisme, baik ujaran di chants, atribut supporter, kaos, dan spanduk-spanduk yang digelar saat pertandingan. Sikap itulah yang mendasari terbentuknya BSA, maka dari itu agar menggemanya suara pesan anti-rasisme ini, BSA membuat sebuah media, karena media arus utama pada umumnya sangat minim untuk menyuarakan segala tindakan anti-rasisme, malah selalu dibungkus dengan sebuah rivalitas, adu kuat-kuatan, serta memfokuskan informasi yang meningkatkan sikap rasisme. Penelitian ini menggunakan paradigm positivism, new media theory, dan S-O-R. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dan jenis penelitian eksplanasif. Tujuannya untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Metode penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah followers @bdgsupporeralliance sebanyak 18 ribu dengan sampel sebanyak 100 responden dihitung dengan rumus slovin dan diperoleh dengan menggungakan teknik accidental sampling. Konstribusi X terhadap Y 80%. Koefisiensi korelasi yang didapat dari uji Pearson?s Product Moment sebesar 0,195. Hasil Uji ANOVA yang menyatakan nilai sig (0,000<0,05) yang berarti hipotesis Ha diterima (terdapat pengaruh konten media Instagram @bdgsupoorteralliance pada sikap menolak fanatisme buta di kalangan bobotoh). Pada penelitian selanjutnya diharapkan dengan menggunakan teori yang berbeda sepeti teori postmodern, yaitu teori masyarakat konsumsi Jean Paul Baudrillad yang digunaan untuk menganalisa perilaku konsumtif followers yang menunjukan gaya hidup dan menggunakan variabel yang lebih banyak dari penelitian sebelumnya.