Abstrak
Kebisingan di tempat kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan pendengaran, tanda-tanda gangguan pendengaran permanen dikenal sebagai tinnitus. Keluhan tinnitus merupakan salah satu tanda awal penurunan fungsi pendengaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan dan karakteristik pekerja dengan keluhan tinnitus pada pekerja penggilingan daging di pasar tradisional kota Depok. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor pekerjaan (intensitas kebisingan, masa kerja, lama pajanan) dan karakteristik pekerja (usia, upaya membatasi diri, hobi terkait bising). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 53 pekerja dari 5 pasar tradisional yang ada di Kota Depok dengan teknik sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Pengukuran kebisingan dilakukan menggunakan Sound Level Meter didapatkan rata-rata kebisingan 108,30 dB. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar pekerja memiliki keluhan tinnitus sebesar (71,7%) dengan derajat keluhan ringan, masa kerja baru (> 5 tahun) 58,5%, lama pajanan (> 4 jam/hari) (75,5%), usia tua (> 40 tahun) (60,4%), upaya membatasi diri (tidak selalu) (37,7%), hobi terkait bising (64,2%). Hasil uji bivariat menunjukan terdapat hubungan masa kerja (Pvalue 0,008), usia (Pvalue 0,006), upaya membatasi diri (Pvalue 0,000) dengan keluhan tinnitus Sedangkan variabel lama pajanan (Pvalue 0,630) dan hobi terkait bising (Pvalue 0,810) tidak memiliki hubungan dengan keluhan tinnitus. Saran bagi pekerja diutamakan menggunakan APT saat bekerja agar bising yang diterima pekerja relatif kecil sehingga mengurangi keluhan tinnitus.