Abstrak
Anemia masih menjadi salah satu masalah yang sering terjadi pada remaja, terutama pada remaja putri. Remaja putri rentan untuk mengalami anemia karena tiap bulannya mengalami menstruasi yang menyebabkan kehilangan darah. Kadar hemoglobin yang rendah dari nilai normal disebut dengan keadaan anemia. Pengetahuan gizi yang kurang menyebabkan pola makan yang salah. Tingginya konsumsi makanan dan minuman penghambat penyerapan zat besi serta rendahnya asupan vitamin c, zat besi, dan protein merupakan faktor pendukung penyebab anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi, frekuensi konsumsi inhibitor zat besi, asupan vitamin c, zat besi, dan protein dengan kejadian anemia pada siswi SMKN 5 Kota Bekasi. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMKN 5 Kota Bekasi menggunakan metode pengambilan sampel purposive dan stratified random sampling. Sebanyak 83 siswi kelas X dan XI menjadi sampel. Untuk mengukur kadar hemoglobin, digunakan alat easytouch hemoglobinometer. Pengetahuan gizi diukur menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan. Frekuensi konsumsi inhibitor zat besi diukur menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Asupan protein, zat besi, dan vitamin C diukur menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ FFQ). Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein (p value = 0,000), asupan zat besi (p value = 0,003), asupan vitamin C (p value = 0,000), dan pengetahuan gizi (p value = 0,002), dengan kejadian anemia. Sementara, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi inhibitor zat besi dengan kejadian anemia (p value = 0,120). Kesimpulan yang diperoleh adalah pengetahuan gizi yang kurang, asupan protein defisit, asupan zat besi defisit, dan asupan vitamin C yang defisit akan menyebabkan peluang siswi terkena anemia lebih besar.