Abstrak
Tayangan Mata Najwa Trans7 Episode ?Sekali Lagi Soal Toleransi Hijab? menjelaskan fenomena atas realitas sosial yang terjadi di masyarakat akibat banyaknya kasus penyimpanngan kurangnya toleransi antar agama. Selain itu diceritakan pula apa saja kerugian yang terdapat dalam kasus tersebut. Penelitian ini menggunakan teori encoding-decoding Stuart Hall untuk mengetahui bagaimana audiens menerima encoding (pengkodean) hingga akhirnya menghasilkan decoding (penafsiran) atas tayangan yang dilihat. Pada dasarnya latar belakang, pengalaman sosial, budaya yang diadaptasi oleh audiens inilah menimbulkan cara pandang yang beragam, sehingga audiens akan memaknai sesuai pikiran yang dikehendaki. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori kultivasi untuk mengetahui bagaimana dampak yang dilihat lebih lanjut terhadap kasus yang terjadi terhadap kurangnya toleransi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan perempuan usia 20-30 tahun di Jalan Mampang Prapatan II, Gang Kamboja RT 07 RW 03 Jakarta Selatan terhadap tayangan Mata Najwa Trans7 Episode ?Sekali Lagi Soal Toleransi Hijab?. Adanya kesamaan latar belakang lokasi penelitian namun dengan terpaan agama, lingkungan serta pengalaman yang berbeda akan membentuk pemaknaan yang beragam. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini menemukan bahwa terbagi menjadi 3 ketagori penerimaan yakni 7 dominan, 2 negosiasi dan 1 oposisi terhadap pemaknaan perempuan terhadap tayangan mata najwa trans7. Selain itu terdapat 6 dominan, 3 negosiasi, dan 1 oposisi terhadap bagaimana pemaknaan perempuan terhadap kebijakan Peraturan Daerah di Padang. Dari hasil penelitian diatas, posisi dominan dalam penelitian ini diartikn sebagai perempuan menerima dan menyetujui sepenuhnya pemaknaan tayangan Mata Najwa Trans7. Posisi Negosiasi dalam penelitian ini, infroman menyetujui adanya tayangan Mata Najwa Trans7, namun mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sedangkan posisi Oposisi, informan tidak menyetujui dalam memaknai tayangan Mata Najwa dan kategori oposisi ini mempunyai argumentasi yang berbeda dari kategori dominan dan negosiasi.