Abstrak
YouTube merupakan media sosial paling diminati di dunia. Beragam konten bisa diakses seperti video musik, film, tutorial atau yang paling hits saat ini yaitu video blog (vlog). Khalayak berlomba - lomba menjadi konten kreator yang menciptakan konten video untuk menarik banyak penonton. Bahkan dalam pembuatan konten, anak seringkali dijadikan sebagai pemeran utama dan terjadi eksploitasi. Padahal eksploitasi anak dalam pembuatan vlog dapat menimbulkan dampak buruk bagi anak, serta memberikan pesan tidak baik bagi orang tua maupun anak - anak yang menonton. Penelitian ini ingin mengetahui apakah terjadi eksploitasi anak dalam akun YouTube Moonela & Family? Penelitian ini menggunakan teori isi media yang berarti isi media memberikan pesan ganda yang dapat menimbulkan harapan serta dampak bagi khalayak. Media juga memberikan hal - hal yang diinginkan publik dan menentukan atau membentuk suatu kehidupan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah coding data, data primer atau scene pada vlog di YouTube Channel Moonela & Family dalam periode Januari sampai dengan Oktober 2018, dokumentasi dan studi kepustakaan. Dalam penelitian ini menggunakan lima coder untuk menganalisis vlog di YouTube Channel Moonela & Family. Lima orang coder dipilih karena memahami tentang eksploitasi anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada vlog di akun YouTube Moonela & Family terdapat aktivitas eksploitasi anak dengan kategori Ya persentase 52%. Bentuk - bentuk eksploitasi anak yang terjadi berupa mengatur, membujuk, memerintah dan mendesak. Adegan dan dialog dengan Kategori Netral persentase 47%. Kategori Tidak terdapat eksploitasi anak persentase 1%. Penelitian ini menunjukan bahwa dengan menjadikan anak sebagai pemeran utama dalam pembuatan vlog untuk menarik khalayak luas. Dampak yang dihasilkan adalah anak menjadi tidak nyaman, tertekan, lebih tertutup, emosi tidak stabil, dan sebagainya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi konten kreator agar kedepannya tidak melibatkan anak pada konten vlog tersebut, serta memberikan rekomendasi bagi KPAI, KemenPPA, dan lembaga lainnya yang menaungi anak bahwa telah terjadi eksploitasi anak di YouTube