Abstrak
Dalam masyarakat patriarkhi, relasi gender cenderung memberi tempat pada laki-laki. Hal ini menjadi akar ketimpangan relasi gender. Ketimpangan ini menimbulkan diskriminasi terhadap perempuan yang begitu dalam dan mengakar di kehidupan manusia. Hal ini bukan karena masyarakat tidak menyadari, melainkan karena mereka menyetujui ketimpangan relasi tersebut. Diskriminasi terhadap perempuan masih berlangsung sampai saat ini di berbagai bidang, tidak kecuali di media massa, seperti media daring. Peneliti mengkaji tentang bagaimana bentuk Suara.com mempraktikkan diskriminasi terhadap perempuan dalam kolom infotainment dan apa saja faktor yang melatarbelakangi praktik diskriminasi terhadap perempuan dalam kolom infotainment di Suara.com. Tujuan penelitian ini adalah memahami bentuk diskriminasi terhadap perempuan dalam kolom infotainment di media daring dan memahami faktor-faktor yang menyebabkan diskriminasi tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Adapun teori yang dipakai adalah teori hierarki isi media. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi dokumentasi, wawancara dan studi pustaka. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan yaitu analisis framing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media daring Suara.com belum menerapkan perspektif gender dan melakukan diskriminasi terhadap perempuan dalam berita perselingkuhan Nissa Sabyan yaitu menyebut Nissa sebagai perebut laki orang alias pelakor. Adapun faktor yang melatarbelakanginya adalah nilai sebuah klik dan mengkitu trend yang ada di masyarakat