Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji korelai tentang hubungan nomophobia dengan subjective well being pada mahasiswa aktif di masa covid-19. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 200 responden yaitu mahasiswa aktif yang memiliki usia 18-27 tahun, sampel perempuan sebanyak 130 responden dan laki-laki 70 responden. Metode pengumpulan data menggunakan tiga skala yaitu skala NMP-Q (Nomophobia Questionnaire) yang dikembangkan oleh Yildirim (2015) dan diadaptasi oleh Ria Anggrini (2018) dan skala Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang dikembangkan oleh Diener (1985) dan Positive and Negative Affect Scale (PANAS) yang dikembangkan oleh Watson, Clark & Tellegan (1988). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 22. Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan metode kolerasi kuantitatif untuk mencari hubungan antara nomophobia dengan subjective well being. Hasil analisis data menunjukkan bahwa berdasarkan analisa pearson correlation antara nomophobia dengan subjective well being didapatkan koefiien r sebesar 0,378 dengan probability value sebesar 0,000 (< 0,001) yang berarti terdapat kolerasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut.