Abstrak
Densitas Mineral Tulang (DMT) adalah ukuran kepadatan mineral yang terdapat pada tulang kerangka tubuh. World Health Organization (WHO) menggunakan DMT untuk mendiagnosis osteoporosis atau pengeroposan tulang. Lansia mengalami penurunan fisiologis tubuh, massa tulang yang hilang lebih besar dibandingkan massa tulang yang dibentuk, sehingga DMT pada lansia menurun dan menjadikannya golongan yang rentan terhadap osteoporosis. International Osteoporosis Foundation (IOF) menyatakan terdapat peningkatan risiko patah tulang sebesar 2,5 kali lipat dengan setiap penurunan 10% DMT, sehingga kondisi patah tulang dan osteoporosis dinyatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat yang penting karena morbiditas, mortalitas, dan penurunan kualitas hidup bagi penderitanya yang harus menyesuaikan dengan kondisi disabilitas. Terapi pencegahan dan penanganan osteoporosis tersedia secara farmakologi dan non-farmakologi. Manajemen osteoporosis non-farmakologi meliputi pemenuhan kebutuhan kalsium dan vitamin D. Terapi suplementasi vitamin D saat ini sedang marak diteliti dan diuji coba pengaruhnya terhadap DMT, namun penelitian-penelitian tersebut memiliki hasil yang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan perbedaan hasil tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas suplementasi vitamin D terhadap DMT lansia. Teknik systematic literature review dilakukan dengan meninjau hasil 10 penelitian yang relevan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 7 faktor yang memengaruhi efektivitas suplementasi vitamin D terhadap DMT lansia antara lain dosis vitamin D, asupan kalsium, durasi intervensi, Indeks Massa Tubuh (IMT), baseline serum vitamin D, usia, dan jenis kelamin