Abstrak
Toleransi glukosa terganggu merupakan kondisi yang belum termasuk kedalam kategori diabetes, namun pada kondisi ini kadar gula dalam darah sudah tinggi. Hal ini disebabkan oleh lingkar pinggang yang lebih dari standar rujukan yaitu >80 cm pada perempuan dan >90 cm pada laki-laki, status gizi berdasarkan indeks massa tubuh ≥ 25 kg/m2. Aktivitas fisik yang kurang dapat berisiko meningkatkan terjadi toleransi glukosa terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan lingkar pinggang, indeks massa tubuh, dan aktivitas fisik dengan kejadian toleransi glukosa terganggu pada dewasa di Kecamatan Karawaci Kota Tangerang. Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode kuantitatif dengan desain Cross Sectional dan teknik pengambilan sampel yaitu propotional random sampling. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 135 responden dewasa usia 30 ? 50 tahun. Data diperoleh berdasarkan hasil pengukuran gula darah puasa, toleransi glukosa terganggu, lingkar pinggang, indeks massa tubuh dan kuesioner aktivitas fisik. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 53,3% responden mengalami toleransi glukosa terganggu, terdapat hubungan yang signifikan pada variabel lingkar pinggang (p=0,001), IMT (p=0,002), dan aktivitas fisik (p=0,000) dengan kejadian toleransi glukosa terganggu. Kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara lingkar pinggang, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan kejadian toleransi glukosa terganggu pada dewasa di Kecamatan Karawaci Kota Tangerang dan dengan mengontrol status gizi berdasarkan lingkar pinggang dan indeks massa tubuh serta meningkatkan aktivitas fisik maka dapat mencegah kejadian toleransi glukosa terganggu