Abstrak
Remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa ketika mengalami perubahan emosional yang dapat dipengaruhi oleh pola pengasuhan, seperti contohnya pola pengasuhan orang tua yang kerapkali memberi tekanan kepada remaja untuk menyesuaikan diri pada standar yang sudah ditetapkan oleh orang tua. Remaja yang tertekan akan standar orang tua dapat menyebabkan dirinya kesulitan untuk berkomunikasi dan mengutarakan hal tersebut (Rozi dan Hafiz, 2018). Menurut Wibisono (2016) orang tua dengan pola pengasuhan selalu memberikan penjelasan tentang aturan atau regulasi kebijakan yang mereka terapkan kepada anak-anak mereka dan menurut Sunarty (2015) pola asuh demokratis merupakan serangkaian perilaku orangtua yang dapat dilihat dari ucapan-ucapannya dan tindakan-tindakannya yang bersikap rasional dan bertanggung jawab, terbuka dan penuh pertimbangan, serta berdasarkan fakta dan empatik yang dapat mengembangkan atau meningkatkan kemandirian anak. Sedangkan alexithymia merupakan kesulitan seseorang dalam mengidentifikasi dan menggambarkan emosi, kesulitan membedakan antara perasaan tersebut dan sensasi tubuh, imajinasi yang terbatas, dan gaya berfikir berorientasi eksternal (Bagby, 1997 ;Lyvers, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pola asuh demokratis terhadap alexithymia. Responden dari penelitian ini berjumlah 150 remaja yang berusia 17-24 tahun di daerah Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, serta teknik analisa data regresi dengan menggunakan SPSS versi 26. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Parental Authority Questionnaire oleh Buri (1991) dan Skala Alexithymia Toronto (TAS-20) oleh Bagby (1994). Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pola asuh demokratis dan alexithymia dengan koefisien R=0,297 dan R2=0,088 dengan probability value 0,000 (P<0.01). Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara pola asuh demokratis terhadap alexithymia, oleh karena itu Ha diterima dan H0 ditolak