Abstrak
Saat ini industri ritel mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan membutuhkan banyak sumber tenaga kerja, bahkan data menunjukkan wanita lebih banyak dibutuhkan daripada laki-laki saat ini. Bertambahnya jumlah karyawan tentu membuat perusahaan harus lebih memperhatikan kebutuhan karyawan-karyawan mereka apabila mereka menginginkan hasil yang maksimal. Salah satu yang harus diperhatikan adalah kesejahteraan psikologis karyawan. Salah satu penyebab menurunnya kesejahteraan psikologis karyawan adalah sikap atasan pada karyawan yang dia naungi. Salah satu gaya kepemimpinan yang berdampak negatif bagi bawahan adalah gaya kepemimpinan yang toksik atau dikenal juga toxic leadership. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pengaruhnya kepemimpinan toksik terhadap kesejahteraan psikologis karyawan terutama wanita pada perusahaan ritel di Jakarta. Penelitian ini melibatkan 321 responden karyawati perusahaan ritel di Jakarta yang sudah menikah dan bekerja minimal satu bulan. nilai koefisien kepemimpinan toksik sebesar - 0,179 dan taraf signifikansi 0,024 dimana P<0.05 yang artinya variabel kepemimpinan toksik secara negatif memengaruhi kesejahteraan psikologis dan signifikan. Dengan demikian, kepemimpinan toksik memengaruhi kesejahteraan psikologis sebanyak 1,6% dan sisanya 98,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Semakin rendah karyawati bertemu dengan pemimpin yang toksik maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis seorang karyawati secara signifikan