Abstrak
Dalam budaya pengasuhan Tionghoa orang tua memiliki harapan yang tinggi terhadap keberhasilan akademik anak mereka sehingga gaya pengasuhan yang berlebih dianggap sebagai hal yang normal. Keterilibatan pola asuh orang tua memiliki peran penting pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak mereka. Orang tua harus dapat menyesuaikan tingkat keterlibatan mereka dalam pengasuhan dan kontrol sesuai dengan tingkat perkembangan anak mereka. Helicopter parenting adalah bentuk keterlibatan dalam pengasuhan orang tua yang dilakukan secara berlebihan dalam tindakan maupun keputusan terhadap anak. Ketika orang tua terlalu terlibat dalam pengasuhan terhadap anak mereka akan mengakibatkan anak kehilangan tujuan dan motivasi mereka sendiri sehingga dapat menyebabkan kecenderungan depresi yang diketahui merupakan salah satu prediktor dari perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan helicopter parenting dengan ide bunuh diri. Responden dalam penelitian ini berjumlah 237 orang yang merupakan siswa/I SMP-SMA/Sederajat dengan etnis Tionghoa. Terdapat dua skala yang digunakan dalam penelitian ini yakni helicopter parenting instrument (HPI) untuk mengukur variabel helicopter parenting serta an adolescent suicidal behavior assessment scale (SENTIA) untuk mengukur ide bunuh diri. Hasil penelitian menunjukan koefisien R sebesar 0,113 dan nilai signifikansi sebesar 0,083 > 0,05 sehingga helicopter parenting tidah memiliki hubungan yang signifikan dengan ide bunuh diri.