Abstrak
Helicopter parenting mengacu di mana orang tua terlalu mengontrol kehidupan pribadi dan selalu ingin terlibat dalam semua keputusan anak mereka (Odenweller et al., 2014). Akibat dari perkembangan yang tidak sesuai dengan anak, hal ini memunculkan tekanan psikologis anak yang berujung pada ide melakukan bunuh diri (Putri & Tobing, 2020). Ide bunuh diri ialah pemikiran adanya niatan ataupun ide dalam merencanakan melukai atau menyakiti diri dengan tujuan untuk mengakhiri hidup (Mandasari & Tobing, 2020). Chan dkk (2016) melaporkan hasil penelitiannya pada remaja etnis Melayu memiliki nilai rendah untuk ide bunuh diri di antara tiga kelompok etnis utama yang ada di Malaysia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh helicopter parenting terhadap ide melakukan bunuh diri pada etnis Melayu. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden etnis Melayu yang berusia kisaran 12-19 tahun. Responden dalam penelitian ini berjumlah 261 responden. Hasil Uji Korelasi menunjukkan nilai Koefisien Korelasi sebesar -0,090 dengan probability value 0.148 (P>0.05). Hal ini berarti pada penelitian ini hipotesa nol (H0) diterima dan hipotsa alternatif (HA) ditolak. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara helicopter parenting dengan ide bunuh diri pada etnis Melayu. Adapun arah dari penelitian ini adalah negative yang berarti semakin tinggi helicopter parenting yang diterapkan pada anak maka semakin rendah ide bunuh diri pada remaja etnis Melayu