Abstrak
Pembelian kompulsif adalah suatu kondisi kronis dimana individu berulang kali melakukan keterlibatan dalam aktivitas pembelian sebagai akibat dari emosi yang negatif dan juga sebagai peristiwa yang menyedihkan. Keluarga merupakan salah satu faktor terjadinya perilaku pembelian kompulsif. Dampak terjadinya konflik yang terjadi antara orang tua dan remaja salah satunya terjadi kenakalan pada diri remaja. di kalangan anak remaja, adanya tindakan perilaku pembelian kompulsif berhubungan dengan minimnya ikatan emosional yang istimewa dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal tersebut, apakah memang konflik keluarga berpengaruh terhadap perilaku pembelian kompulsif dalam diri remaja atau tidak. Responden dalam penelitian ini berjumlah 202 orang dengan rentang usia mulai dari 13-18 tahun. Metode yang digunakan ialah metode kuantitatif dengan teknik analisa data regresi yang dibantu oleh SPSS versi 23. Skala alat ukur yang digunakan, yaitu Self-Report Family Inventory (SFI) yang telah di uji reliabilitas dan mendapatkan nilai Cronbach?s Alpha sebesar 0,801 yang mengukur konflik keluarga dan Compulsive Buying Scale (CBS) dengan Cronbach?s Alpha sebesar 0,877 yang mengukur pembelian kompulsif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif secara signifikan dengan nilai coefficients Ɓ -0,744 (p<0.001), yang artinya pada penelitian ini menghasilkan pengaruh yang negatif, dimana semakin sering atau tinggi nya seorang remaja mengalami konflik dalam keluarga tidak memungkinkan remaja tersebut melakukan pembelian secara kompulsif, begitupun sebaliknya.