Abstrak
Berdasarkan Profil Kesehatan kota Depok 2020, kasus DBD yang terkonfirrmasi sebesar 1.276 kasus. Belum ada penelitian spasial mengenai kasus DBD di kota Depok. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui distribusi kejadian DBD. dengan faktor risikonya berdasarkan analisis spasial di Kota Depok tahun 2020. Penelitian ini menggunakan studi ekologi untuk melihat unit analisis populasi faktor risiko penularan DBD, yaitu kepadatan penduduk, ABJ dan curah hujan dengan kasus DBD. Kecamatan di Wilayah Kota Depok dengan Kejadian DBD yang tinggi yaitu Kecamatan Pancoran Mas dengan jumlah kasus sebesar 232 Kasus. Hasil analisis spasial kejadian DBD berdasarkan kepadatan penduduk yang sangat tinggi sebesar 19.132 penduduk/km2 yaitu berada di Kecamatan Sukmajaya dengan jumlah 153 kasus. Sedangkan Kecamatan Bojongsari terdapat 51 kasus dengan kepadatan penduduk yang tinggi berjumlah 7.384 penduduk/km2. ABJ tertinggi dengan persentase nilai 98,20 % terdapat pada Kecamatan Cinere dengan jumlah sebesar 43 kasus DBD dan ABJ terendah dengan persentase nilai sebesar 91,67 % terdapat di Kecamatan Bojongsari sebesar 51 kasus. Hasil analisis spasial kejadian DBD berdasarkan curah hujan pada Kecamatan Pancoran Mas kasus DBD menunjukkan sebesar 232 kasus, dengan curah hujan berjumlah 246 Milimeter. untuk Kecamatan Beji kasus DBD terdapat sebanyak 197 kasus, dengan curah hujan berjumlah 260 Milimeter. Diharapkan instansi terkait dapat memberikan atensi serta dapat mengajak para kader memonitoring pelaksanaan 3M Plus di masyarakat juga ikut andil dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada wilayah dengan kejadian kasus Demam Berdarah Dengue yang tinggi khususnya pada Kecamatan Pancoran Mas agar rasa kewaspadaan dini pada masyarakat disekitar terhadap penyakit DBD meningkat.