Abstrak
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Dampak jangka pendek stunting adalah pertumbuhan terhambat, berat badan lahir rendah, dan kurus, serta hambatan perkembangan kognitif dan motorik sehingga mempengaruhi perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan. Pada tahun 2020 secara global sebanyak 149,2 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting. Hasil integrasi SSGI 2021 menunjukkan angka prevalensi stunting di indonesia sebesar 27,7%, sedangkan di Banten stunting masih menjadi masalah karena angka prevalensinya mencapai 24,11%. Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu lokus stunting dengan prevalensi tertinggi yaitu 37,8%. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pola asuh dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada balita di Desa Citalahab, Pandeglang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan wawancara tatap muka dengan besar sampel 107 balita dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional. Pengukuran terhadap variabel status gizi dilakukan dengan pengukuran tinggi badan berdasarkan TB/U. Maka kesimpulannya adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 59,8% ibu balita memiliki pola asuh yang kuran baik; 64,5% perilaku hidup bersih sehat (PHBS) tidak tepat, kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan pola asuh (p=0,01) dengan kejadian stunting pada balita di desa Citalahab. ada hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (p=0,04) dengan kejadian stunting pada balita di desa Citalahab Pandeglang Banten.