Abstrak
Ketika seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya, pemimpin harus menggunakan gaya komunikasi sebagai bentuk komunikasi untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari gaya komunikasi karena jika gaya kepemimpinan yang digunakan baik, maka gaya komunikasinya pun demikian. Gaya komunikasi seseorang dalam kepemimpinan sangat penting untuk kelancaran fungsi dan efektifitas organisasi. Setiap pemimpin memiliki gayanya masing-masing, salah satunya mungkin dipengaruhi oleh gender. Para pemimpin selalu distereotipkan, dengan kepemimpinan yang paling cocok untuk laki-laki. Bahwa perempuan membutuhkan lebih banyak usaha untuk menjadi setara dengan laki-laki untuk tidak diremehkan. Namun pada kenyataannya perempuan memiliki peluang yang masih sangat terbuka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana peluang tersebut dimanfaatkan oleh perempuan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai pemimpin yang baik. Fokus penelitian ini adalah pada gaya komunikasi pemimpin perempuan dalam kedisiplinan pegawai pada Seksi Jalur Hijau Penyempurna dan Tepian Air di Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. Paradigma yang digunakan dalam penelitian adalah paradigm konstruktivisme. Pada jenis penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatit dengan metode studi kasus. Teori utama yang digunakan yaitu Teori gaya komunikasi pemimpin. Teori komunikasi yang mengkaji hubungan antar manusia melalui hasil dari produksinya dilihat dari kacamata organisasi. Dalam gaya komunikasi pemimpin perempuan pada Seksi Jalur Hijau Penyempurna dan Tepian Air didapati hasil bahwa pada pemimpin perempuan Ibu Herlina Merinda (key informan) memiliki gaya komunikasi pemimpin Equalitarian Style, Stucturing Style, Dynamic Style, dan Relinguishing Style. Pada gaya kepemimpinannya menggunakan gaya demokratis dan dalam kedisiplinan menggunakan bentuk disiplin Preventif dan disiplin Korektif.