Abstrak
Komunitas Stand Up Indo Jakarta Pusat berdiri 11 tahun lamanya, dalam komunitas tersebut terdapat Panca dan Darwin yang memiliki perbedaan gaya komunikasi yang siginifikan. Intensi dari penelitian ini mengenai gaya komunikasi yang dipakai Panca dan Darwin dalam acara Stand Up Digital Championship Season 2. Spesifik penelitian ini mengangkat bagaimana gaya komunikasi dari Panca dan Darwin serta faktor apa yang melatar belakanginya. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, serta teori retorika Aristoteles dalam rangka memahami pola terciptanya gaya komunikasi dari Panca dan Darwin pada acara Stand Up Digital Championship Season 2. Konteks komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komunikasi kelompok karena adanya relevansi dengan objek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, serta jenis penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengumpulan yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi dan wawancara mendalam terhadap Panca dan Darwin terkait partisipasinya dalam Stand Up Digital Championship Season 2. Teknik analisis data penelitian ini yaitu teknik analisis kualitatif model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menujukan bahwa Panca dan Darwin memiliki signifikansi terkait karakteristik dan gaya komunikasi tersendiri, meskipun mereka berada di komunitas atau kelompok yang sama. Hal itu dilatar belakangi karena adanya perbedaan gaya hidup, pengalaman serta kultur sosial. Namun terdapat persamaan dari Panca dan Darwin mengenai bagaimana proses mereka dalam menciptakan sebuah materi stand up comedy yaitu keresahan. Panca yang kerap beberapa kali tampil dengan membawa alat musik hal itu dilatar belakangi dikarenakan Panca juga senang bermain musik. Dan pada sosok Darwin Moa dia menanamkan sifat santai nya dalam menyampaikan materi stand up nya serta menampilkan sosok masyarakat yang hidup pada kalangan ekonomi menengah ke bawah.