Abstrak
Media hiburan yang tidak hanya digunakan untuk mengekspresikan diri, tetapi berupaya membentuk ide baru atau melanggengkan nilai di kehidupan sosial masyarakat. Film telah menjadi komunikasi audio visual yang dinikmati oleh segenap masyarakat di berbagai rentan usia dan latar belakang sosial. Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau banyak segmentasi sosial membuka peluang para ahli untuk mempengaruhi khalayak. Film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 misalnya, termasuk dalam jenis film fiksi genre komedi yang direformasikan dari film tema sama di tahun 1982, merupakan film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan jumlah 6,8 juta penonton. Didalamnya terdapat banyak adegan-adegan yang khas seperti penuturan humor seksis dan menampilkan wanita-wanita berpakaian seksi sebagai tokoh pendukung. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengungkapan makna humor seksis dalam film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang artinya penelitian ini menunjuk pada pendeskripsian secara rinci, luas, dan mendalam. Menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian ini menemukan humor seksis banyak ditujukan pada perempuan. Humor seksis disajikan dalam bentuk ungkapan plesetan sebanyak 9 kali dan rayuan sebanyak 5 kali. Humor seksis secara pemaknaan dapat mengundang nilai ambiguitas sebagai sebuah pelecehan verbal. Ditemukan 3 reaksi berbeda pada tokoh perempuan yang terpapar humor seksi, diantaranya: Menyambut dengan senang seperti membalas tanggapan, Pasif ditanggapi dengan senyuman namun tidak mengundang untuk melanjutkan humor, dan Menolak dengan mengeluarkan ekspresi tidak suka sehingga menuntut atau memojokkan penutur humor seksis untuk menguraikan pesan plesetan atau rayuan. Dalam film ini perempuan harus tampil dengan menonjolkan daya tarik seksual, harus bersedia mengalami pelecehan seksual, dan harus memaklumi perilaku seksual agresif pria. Perempuan dalam citra pergaulan ada hubungannya dengan citra peraduan. Anggapan tersirat bahwa perempuan merupakan alat pemuas kebutuhan laki -laki, kecantikan perempuan sepantasnya dipersembahkan kepada laki-laki lewat sentuhan, rabaan, pandangan, ciuman, dan sebagainya.