Abstrak
Masalah gizi lebih dan obesitas di seluruh dunia meningkat hampir tiga
kali lipat sejak tahun 1975. Dimana pada tahun 2016 terdapat 1,9 miliar orang
dewasa berusia 18 tahun keatas mengalami kelebihan berat badan dan sebanyak
650 juta mengalami obesitas. Gizi lebih dianggap sebagai sinyal awal munculnya
dari penyakit-penyakit degeneratif yang banyak terjadi di negara maju dan
berkembang. Penambahan berat badan yang tidak terkendali akan berisiko
memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe II, penyakit kandung
empedu dan juga kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
motivasi, aktivitas fisik, asupan energi dan lemak dengan gizi lebih pada pegawai
Kemendikbud tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional.
Data yang digunakan adalah data primer yang di ambil langsung oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampe dengan Purposive Sampling dengan sampel penelitian
66 orang dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu : motivasi, aktivitas fisik, asupan energi dan lemak. Sedangkan
variabel terkait dalam penelitian ini yaitu gizi lebih. Analisis data dengan
menggunakan Uji Pearson Chi-Square. Hasil analisis univariat menunjukan
responden lebih banyak yang memiliki status gizi obesitas (59,1%) sedangkan
pada kategori gizi lebih sebanyak (40,9%). Hasil analisis uji bivariat menunjukan
terdapat hubungan antara motivasi(p=0,039) Aktivitas fisik (p=0,009) Asupan
Energi (p=0,005) dan Asupan Lemak (p=0,000) dengan gizi lebih pada Pegawai Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud Tahun 2021. Hasil Penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara Motivasi, Aktivitas Fisik, Asupan Energi dan Lemak dengan Gizi Lebih pada Pegawai Kemendikbud.