Abstrak
Obesitas tidak hanya terjadi pada usia anak dan remaja, tetapi juga pada
usia dewasa dan obesitas disebut sebagai akar dari penyakit yang berhubungan
dengan gaya hidup, penyebab stres dan tekanan sosial. Obesitas adalah
penumpukan lemak yang berlebih ataupun abnormal yang dapat mengganggu
kesehatan. Obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
densitas energi makanan dan kebiasaan konsumsi minuman berpemanis.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan densitas energi makanan dan
konsumsi miunuman berpemanis dengan kejadian obesitas pada perempuan usia
40-60 tahun. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif observasional dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada
penelitian yaitu 106 orang perempuan yang berusia 40-60 tahun yang didapatkan
dari metode purposive sampling. Food Recall 2x24 jam tidak berturut-turut
(weekend dan weekday) dilakukan untuk pengambilan data variabel densitas
energi makanan sedangkan variabel konsumsi minuman bepemanis menggunakan
SQ-FFQ. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan derajat
kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukan responden dengan usia
≤50 tahun lebih banyak sebesar 92,5% dan terdapat 70,8% perempuan yang
mengalami obesitas. Responden memiliki densitas energi makanan tinggi 50,9%
dan konsumsi minuman berpemanis tidak baik 96,2%. Hasil uji statistik Chi
Square menunjukan adanya hubungan antara densitas energi makanan dengan
kejadian obesitas (p-value <0,05), namun untuk hubungan konsumsi minuman
berpemanis dengan kejadian obesitas tidak menunjukan hubungan (p-value
>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara densitas
energi makanan dengan kejadian obesitas pada perempuan usia 40-60 tahun di rawa buaya, namun tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian obesitas pada perempuan usia 40-60 tahun di rawa buaya.