Abstrak
Diabetes Mellitus merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian didumia (silent killer) dan masih menjadi trend masalah kesehatan di Indonesia. Provinsi Banten termasuk provinsi yang masih memiliki prevalensi diabetes cukup tinggi sebesar 2,2% (melebihi angka nasional 2%). Peningkatan prevalensi diabetes banyak terjadi pada kelompok usia dewasa akhir yaitu sekitar usia 45 ? 55 tahun. Pertambahan usia, pola gaya hidup yang tidak sehat serta tingkat pengetahuan dalam pola konsumsi makanan merupakan salah satu faktor pemicu meningkatnya penyakit diabetes mellitus. Tujuan studi penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi, konsumsi sayuran, buah dan sugar sweetened beverages dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada usia dewasa akhir di Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan case control. Penentuan subyek menggunakan teknik purposive sampling pada kelompok kasus dan kelompok kontrol di Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan formulir kuisioner pengetahuan gizi dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan dianalisis dengan uji univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan, konsumsi buah dan sayur dengan kejadian diabetes (p value >0,05). Konsumsi minuman berpemanis secara sering dan tinggi (p value <0,05) menujukkan adanya hubungan dengan kejadian diabetes dan memiliki peluang risiko konsumsi sering (OR 2,9) dan konsumsi tinggi (OR 11,2) kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus pada dewasa akhir.