Abstrak
LSL merupakan jembatan penghubung virus HIV ke populasi yang lebih luas. Kebanyakan pria LSL dan biseksual mendapatkan HIV melalui hubungan seks tanpa kondom. Seks anal adalah jenis seks yang paling berisiko untuk mendapatkan atau menstransmisikan HIV. Disisi lain pehamahan akan konsep HIV-AIDS yang sangat kurang juga dapat mempengaruhi komunitas ini untuk jarang memproteksi diri saat berhubungan intim dengan sesama komunitas. Sehingga berdampak pada peningkatan prevalensi HIV-AIDS. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan dengan metode Purposive, dengan teknik Snowball. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Teknik analisis data dengan triangulasi sumber. Semua informan melakukan anal dan oral seks saat hubungan seks dan ada informan yang mengaku selalu menggunakan alat pengaman dan pelicin saat berhubungan seks meskipun ada informan yang jarang menggunakan alat pengaman saat berhubungan seks. Masih ada informan yang belum melakukan tes VCT meskipun ada informan lainnya yang sudah rutin melakukan tes VCT minimal 6 bulan sekali. Untuk menurunkan risiko penularan HIV dan AIDS maka untuk upaya pencegahan penularan HIV dan AIDS dilakukan dalam bentuk memakai alat pengaman dan pelicin saat berhubungan seks dan selalu rutin memeriksa kesehatannya seperti melakukan tes VCT tiap 6 bulan sekali.