Abstrak
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia perlu diperhatikan terutama dari segi kesehatan terhadap resiko dan bahaya pekerjaan. Pekerja industri mebel kayu mempunyai risiko yang sangat besar untuk memiliki penimbunan debu kayu pada saluran pernapasannya. Partikel debu yang terhirup dan tertahan di jaringan paru-paru dapat bertambah seiring dengan rutinnya paparan terhadap debu kayu. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui prevalensi gangguan fungsi paru dan hubungan faktor-faktor risiko dengan keadaan fungsi paru fungsi paru pada pekerja usaha mebel. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey analitik dan pendekatan studi potong lintang. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu 56 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Variabel independen diukur melalui wawancara, pengisian kuesioner, lembar, pengukuran kadar debu. Variabel dependen diukur dengan pemeriksaan uji peak flow meter. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil uji univariat menunjukan proporsi keadaan fungsi paru abnormal adalah umur tua (57,1%), memiliki masa kerja lama (82,1%), status gizi abnormal (50%), memiliki kebiasaan merokok (69,6%), tidak menggunakan APD (78,6%), dan memiliki riwayat penyakit saluran pernapasan (73,2%). Hasil uji bivariat menunjukan variabel yang berhubungan dengan keadaan fungsi paru abnormal yaitu variabel umur (P-Value=0,000), masa kerja (P-Value=0,016), kebiasaan merokok (P-Value=0,000), penggunaan APD (P-Value=0,000), kadar debu (P-Value=0,000), dan riwayat penyakit saluran pernapasan (P-Value=0,000). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar pemilik tempat usaha mebel untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan pekerja terutama keadaan fungsi paru para pekerja dengan upaya pencegahan/ preventif