Abstrak
Tayangan TV alih-alih menghibur malah menimbulkan masalah seperti bullying verbal di antara banyak program variety show terdapat beberapa program yang mendapatkan teguran dari KPI. Salah satunya Pagi-Pagi Pasti Happy. Bullying verbal dapat terjadi di mana saja, salah satunya dalam suatu tayangan televisi. Tayangan bullying verbal di media televisi dapat membahayakan apalagi jika di tiru oleh penontonnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui muatan bullying verbal yang terdapat di variety show pagi-pagi pasti happy. Penelitian ini menggunakan teori isi media yang berarti media memberikan hal-hal yang diinginkan publik dan dipandang bahwa media menentukan atau membentuk kehidupan budaya. Hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan riset kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma positivisme. Pendekatan yang digunakan adalah pendeketan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dalam peneitian ini menggunakan lima koder untuk menjadi pengamat dan menganalisis variety show pagi-pagipasti happy. Lima orang koder tersebut dipilih karena memahami tentang adegan kekerasan dalam varity show pagi-pagi pasti happy. Teknik pengumpulan data menggunakan koding data, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam tayangan Pagi-Pagi Happy terdapat bullying verbal 44,2%. Bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi seperti menghina, menyindir, mengolok-olok, menggosip 44,2%. Senilai 42.2 % dialog atau narasi bersifat netral. Senilai 13,6% dialog atau narasi tidak mengandung bullying verbal. Peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi penyiaran untuk mengembangkan atau memproduksi tayangan yang berkualitas. Agar tayangan yang diproduksi dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat yang menonton tayangan tersebut