Abstrak
Kebijakan pembatasan interaksi sosial atau social distancing merupakan salah satu cara penanganan pandemi Covid-19 dengan cara mengurangi interaksi sosial dengan tetap tinggal di dalam rumah yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan virus corona di Indonesia. Namun, pembatasan interaksi sosial ini dapat mengakibatkan stress dan membuat masyarakat memiliki lebih banyak waktu luang. Untuk mengurangi rasa stress selama pandemi, menonton menjadi pilihan alternatif untuk menghibur diri. Netflix menjadi salah satu media yang banyak dipilih untuk streaming film atau serial TV di Indonesia, namun Netflix dapat menyebabkan perilaku binge watching atau menonton marathon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembatasan interaksi sosial di masa pandemi Covid-19 mempengaruhi perilaku menonton layanan Netflix pada generasi milenial di Jakarta. Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme dan teori ketergantungan media Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach. Penggunaan teori ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh situasi sosial yang dalam penelitian ini adalah situasi pembatasan interaksi sosial di masa pandemi Covid-19 terhadap perilaku menonton yang akan menujukkan apakah terjadi ketergantungan dalam menggunakan media Netflix. Pendekatan penelitian ini kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, metode penelitian survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah generasi milenial yang menggunakan Netflix dengan sampel sebanyak 100 responden yang dihitung dengan rumus Cochran. Sampel terdiri dari responden yang menggunakan Netflix pada masa pandemi Covid-19 setidaknya 3 bulan, menerapkan WFH atau SFH, generasi milenial (kelahiran tahun 1981-2000) dan berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatasan interaksi sosial berada pada kategori sedang cenderung tinggi dengan total skor 3.396 dan perilaku menonton berada pada kategori sedang cenderung tinggi dengan total skor 14.387. Hasil uji korelasi parametric menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,428 yang berarti tingkat keeratan sedang. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 korelasi signifikan, artinya hipotesis diterima. Kontribusi variabel X kepada Y sebesar 18,3%, sisanya (81,7%) disumbangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.