Abstrak
Dalam konstruksi kecantikan yang dilakukan oleh media khususnya film, tidak luput memiliki representasinya sendiri mengenai kecantikan wanita Citra kecantikan ideal yang dikonstruksi media secara tidak sengaja menjadikan standar budaya akan kecantikan wanita. Film Imperfect merupakan upaya untuk mendobrak standar kecantikan yang tidak realistis di tengah dunia yang terlalu kritis. Penelitian ini mengacu pada teori representasi Stuart Hall yang menjelaskan tentang proses menghubungkan makna antara manusia atau antar kebudayaan dengan menggunakan gambar, simbol, dan bahasa. Proses pemaknaan tergantung pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman suatu kelompok sosial terhadap suatu tanda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan medianya adalah film Imperfect. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis semiotika model Roland Barthes. Data yang diperoleh berbentuk cuplikan gambar (screenshot) dari 10 pilihan scene yang merepresentasikan kecantikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Imperfect mampu merepresentasikan kecantikan berbeda yang tidak terikat pada standar-standar kecantikan apapun seperti yang berkembang di masyarakat, yang dalam semiotika Roland Barthes disebut sebagai mitos. Representasi kecantikan yang ditampilkan dalam film ini adalah sebuah usaha untuk mendobrak tatanan standar kecantikan yang telah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia. Film ini menjadi kontra khalayak terhadap standar kecantikan pada tingkatan realitas bahwa kecantikan dan kesempurnaan bukan hal yang utama, melainkan bagaimana kecantikan dari dalam yang terpancar dari dalam diri seseorang yang menimbulkan kecantikan yang alami.