Abstrak
Anak senja merupakan bagian dari anak indie. Mereka mempunyai kesamaan diantaranya dalam selera musik. Hanya saja anak senja lebih sebagai penikmat musik yang diciptakan oleh anak indie. Anak senja memiliki kebiasaan seperti nongkrong di coffee shop. Fokus penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana gaya hidup anak senja di coffee shop dan pola interaksi anak senja ketika nongkrong di coffee shop. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami gaya hidup dan budaya nongkrong yang dilakukan oleh anak senja di coffee shop Jakarta. Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivisme. Teori yang digunakan yaitu teori interaksionisme simbolik (George Herbert Mead: 1934) untuk menganalisa gaya hidup dan interaksi social yang terjadi pada aktivitas anak senja ketika nongkrong di coffee shop pada sore hari di Jakarta. Selain itu, penelitian ini juga menekankan konteks komunikasi kelompok dan kecenderungan gaya hidup yang ditampilkan dalam interaksi kelompok tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian deskriptif dan metode studi kasus. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam (indepth-interview), dokumentasi, dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak senja biasanya melakukan aktivitas seperti nongkrong di volks kaffe Kebiasaan yang dilakukan anak senja ketika nongkrong di coffee shop adalah membicarakan tentang konser musik, bertukar pikiran, dan mencari inspirasi tentang kehidupan. Anak senja mampu berinteraksi secara terbuka, ramah, dan efektif dengan orang lain di luar kelompoknya, serta tidak mendapatkan stereotype (cap, label, stigma) negative sebagaimana anak punk, geng motor, dan kelompok jalanan lainnya.