Abstrak
Pasangan yang menikah tentu mendambakan kebahagiaan dalam hubungan pernikahannya. Kebahagiaan dalam sebuah pernikahan dapat diukur dari seberapa besar kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh masing-masing pasangan. Namun, tidak dapat dipungkiri konflik yang kerap hadir dalam sebuah pernikahan dapat membuat pasangan sulit untuk mengerti satu sama lain. Kesulitan dalam menyelesaikan konflik dapat disebabkan bagaimana kepribadian pasangan. Kepribadian individu dapat terbentuk dari banyak aspek salah satunya adalah pola asuh yang diberikan oleh orang tua atau pengasuh utama. Pola asuh yang diberikan orang tua dapat mempengaruhi anak mencari figur lekat dan bertahan dalam suatu hubungan di masa dewasa (Saraswati dan Susilawati, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh attachment style terhadap kepuasan pernikahan di masa dewasa awal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Total responden 180 orang yang terdiri dari 139 berstatus istri dan 41 berstatus suami dengan rentang usia 21?30 tahun. Skala yang digunakan untuk pengukuran attachment style adalah skala yang dikembangkan oleh Collins dan Read (1990) dengan item-item yang menggambarkan tiap tipe attachment style yakni secure (aman), avoidant (menghindar), dan anxious (cemas). Sedangkan, skala yang digunakan untuk mengukur kepuasan pernikahan adalah ENRICH Marital Satisfaction (EMSS) yang dikembangkan oleh Fowers dan Olson (1993). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tipe secure attachment style memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 0,023 artinya secara positif mempengaruhi kepuasan pernikahan di masa dewasa awal sebesar 2,3%. Tipe avoidant attachment style memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 0,036 artinya mempengaruhi kepuasan pernikahan di masa dewasa awal sebesar 3,6%. Sedangkan, tipe anxious attachment style memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 0,051 artinya mempengaruhi kepuasan pernikahan di masa dewasa awal sebesar 5,1%.