Abstrak
Sekolah kedinasan yang dibentuk dibawah kementerian memiliki sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah vokasi pada umumnya mereka menerapkan sistem pendidikan semi militer dan menanamkan nilai aparatur negara pada taruna-taruninya, kemampuan beradaptasi sangat diperlukan agar taruna-taruni dapat siap dalam dunia kerjanya dikemudian hari dengan resiko dan tantangan yang lain, agar tercapainya subjective well-being dalam hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara Career adaptability terhadap Subjective well-being pada taruna-taruni sekolah kedinasan dibawah Kementerian Perhubungan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan instrumen penelitian menggunakan Skala Career Adaptability form USA (CAAS) oleh Porfeli & Savickas (2012) dan Skala Subjective Well-being (SWLS) oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin (1985) namun peneliti juga mengikutsertakan Skala Positive and Negative Experience (SPANE) sebagai identifikasi terhadap subjek yang memiliki afek positif lebih tinggi yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini sebanyak 109 taruna-taruni yang berasal dari 10 sekolah kedinasan Kemenhub di Indonesia, terdiri jenis kelamin perempuan sebanyak 47 taruni dan laki-laki sebanyak 62 taruna. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sample yaitu purposive sampling dan pengambilan data melalui google form serta menggunakan teknik analisa regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara career adaptability terhadap subjective well-being dengan nilai F sebesar 31,078 dengan probability value sebesar 0,000 (P<0,001) artinya nilai F signifikan dan nilai R Square sebesar 0,225 yang artinya kontribusi career adaptability terhadap subjective well-being sebesar 22,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi career adaptability yang dimiliki maka semakin tinggi pula subjective well-being pada taruna-taruni.