Abstrak
Saat ini banyak wanita yang memilih untuk berkarir dibandingkan hanya berdiam diri di dalam rumah. Banyak wanita yang berusia 20 tahun awal lebih mementingkan untuk berkarir dibandingkan menikah. Saat ini posisi tinggi yang ada di perusahaan banyak yang di tempti oleh seorang wanita. Semakin sukses seseorang pada karirnya maka tanggung jawab dan beban akan pekerjaan semakin bertambah. Banyak wanita yang menjadi kesulitan untuk menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kemampuan untuk menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan pribadi dikenal dengan istilah Worklife Balance. Dampak yang akan terjadi jika wanita tidak dapat menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi yaitu terjadinya kelelahan saat bekerja karena adanya tuntutan yang harus dipenuhi. Banyak yang akhirnya merasa lelah secara fisik ataupun emosional. Kelelahan ini dikenal dengan istilah Burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi worklife balance terhadap kecenderungan burnout pada wanita karir. Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah bekerja dan berusia 18-40 Tahun yang berjumlah 77 orang responden. Penelitian ini menggunakan dua skala likert, skala pertama adalah Worklife Balance scale yang dikembangkan oleh Fisher, Bulger, dan Smith (2001), yang berjumlah 17 item, sedangkan skala untuk mengukur kecenderungan burnout menggunakan Skala Maslach Burnout Inventory yang telah dikembangkan oleh Maslach (1981) yang berjumlah 22 item. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh signifikan antara Worklife Balance terhadap Kecenderungan Burnout sebesar 10.7%. Dan sebesar 89.3% berasal dari vaariabel laain yaang tidaak daiteliti dalaam penealitian iani.