Abstrak
ISPA merupakan penyakit yang sering dialami oleh balita dengan gejala seperti batuk, pilek dan panas selama 2 minggu terakhir. Kejadian ISPA di Puskesmas Semper Barat 1 selama 3 tahun terakhir selalu mangalami peningkatan setiap tahunnya dan menduduki urutan pertama dari sepuluh besar penyakit yang paling sering diderita masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Semper Barat 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan fisik dalam rumah dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Semper Barat 1, Cilincing, Jakarta Utara. Disain penelitian ini adalah cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara, observasi dan pengukuran. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Semper Barat 1. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik quota sampling dengan jumlah sampel 108 sampel dengan responden ibu balita. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan chi square dengan α=0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 59,3% balita mengalami ISPA, 61,1% balita berumur 25-59 bulan, 54,6% berjenis kelamin laki-laki, 74,1% balita dengan status imunisasi lengkap, 57,4% balita tidak diberikan ASI Ekslusif, 54,6% kepadatan hunian tidak memenuhi syarat, 63,9% ventilasi tidak memenuhi syarat, 54,6% kelembaban memenuhi syarat, 55,6% suhu tidak memenuhi syarat, 78,7% jenis lantai memenuhi syarat, 77,8% jenis dinding memenuhi syarat. Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara Pemberian ASI Ekslusif, kepadatan hunian, ventilasi, kelembaban, dan suhu dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Semper Barat 1, Cilincing, Jakarta Utara Tahun 2018. Diperlukan adanya kerja sama antara masyarakat dengan pelayanan kesehatan untuk menciptakan lingkungan dan perilaku hidup sehat untuk mengurangi kejadian ISPA.