Abstrak
Commuter line merupakan salah satu transportasi umum yang banyak diminati masyarakat. Selain murah, pelayanan yang disuguhkan commuter line juga menjadi daya tarik masyarakat sehingga peningkatan pengguna commuter line bertambah setiap tahunnya. Peningkatan pengguna yang terjadi tidak jarang menimbulkan tindakan kasar terhadap sesama penumpang, munculnya tindakan kasar atau agresivitas memiliki beberapa faktor seperti stres, pengaruh kelompok, dan kondisi lingkungan yang tidak kondusif. Kondisi yang tidak kondusif dapat berupa tempat yang berisi, pengap, berbau, dan panas, Hal ini berkaitan dengan aspek lingkungan pada persepsi kesesakan, meskipun begitu kondisi yang tidak kondisif pada setiap individu berbeda-beda. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi kesesakan (crowding) terhadap perilaku agresif pengguna commuter line Gerbong khusus wanita. Terdiri dari 246 responden wanita yang sehari-hari menggunakan commuter line sebagai alat transportasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan model skala likert. Alat ukur yang digunakan adalah Aggression Questionnaire (AQ) untuk mengukur perilaku agresif dan Crowding Questionnaire (CQ) untuk mengukur persepsi kesesakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Persespsi Kesesakan (Crowding) terhadap perilaku agresif pengguna commuter line gerbong khusus wanita dengan nilai R square (Rē) sebesar 0.111 yang menunjukan adanya kontribusi variabel persepsi kesesakan terhadap perilaku agresif sebesar 11,1% dan selebihnya 88,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak diketahui dalam penelitian ini.