Abstrak
Remaja perempuan sangat memperhatikan penampilan bentuk tubuh yang dimiliki, sehingga banyak yang berperilaku konsumtif terhadap produk diet untuk menunjang penampilannya. Perilaku konsumtif terhadap produk diet secara berlebihan ini muncul karena individu merasa tidak puas atas penampilan bentuk tubuhnya, yang biasa disebut dengan body dissatisfaction. Body dissatisfaction adalah perbedaan antara persepsi individu mengenai ukuran bentuk tubuh ideal dengan ukuran bentuk tubuh mereka yang sebenarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan body dissatisfaction dan perilaku konsumtif pada remaja perempuan yang membeli produk diet. Responden dalam penelitian ini berjumlah 167 remaja perempuan yang memiliki kriteria usia 17-21 tahun. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability accidental sampling. Alat ukur yang digunakan pada variabel perilaku konsumtif, disusun menggunakan indikator yang dijelaskan oleh Lina dan Rosyid (1997) yang diadaptasi dari Wahyunigtyas Paramita (2018) dengan tujuan untuk mengukur tinggi rendahnya perilaku konsumtif dalam menggunakan dan membeli barang atau jasa dengan α = 0.970. Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk variabel body dissatisfaction adalah The Development and Validation of the Body Shape Questionnaire dari Cooper eat al (1987) dengan tujuan untuk mengukur laporan diri(self report) tentang kekhawatiran bentuk tubuhnya, khususnya dari ?merasa gemuk? dengan α = 0.984. teknik analisa data menggunakan uji Korelasi dengan IBM SPSS Statistic versi 22. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan koefisien korelasi sebesar 0.154 dan probability value sebesar 0.045 (p.sign < 0.05). Dengan itu dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif signifikan antar kedua variabel tersebut. Maka semakin tinggi body dissatisfaction, semakin tinggi perilaku konsumtif dan begitupun sebaliknya.