Abstrak
Peran perusahaan dalam meningkatkan self-efficacy karyawan sangat diperlukan. Kurangnya karyawan yang terampil pada saat WFH dapat menjadi masalah bagi perkembangan perusahaan. hal tersebut merupakan dampak dari efikasi diri. Salah satu yang mempengaruhi efikasi diri ialah motivasi intrinsik. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa self-efficacy terhadap motivasi intrinsik berpengaruh signifikan. Semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki karyawan maka semakin tinggi pula motivasi intrinsik yang akan dikeluarkan dalam menghadapi tantangan pada pekerjaan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara selfefficacy terhadap motivasi intrinsik pada karyawan. Teknik sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 209 orang dengan kriteria karyawan, yang bekerja di jabodetabek. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi dengan IBM SPSS Statistik versi 23. Adapun skala yang digunakan untuk mengukur variabel self-efficacy yakni SelfEfficacy Scale oleh Novrianto, Marettih, & Wahyudi (2019), variabel motivasi intrinsik diukur menggunakan Intrinsic Work Motivation Scale (IWMS) oleh Renard & Snelgar (2018) kedua alat ukur ini menggunakan skala likert 1-5 point. Berdasarkan hasil analisa korelasi dalam penelitian ini didapatkan koefesien korelasi sebesar 0.524. Dengan taraf signifikan sebesar 0.000 (p.sign<0.01) dengan ini, dapat diketahui bahwa self-efficacy memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap motivasi intrinsik. Penelitian ini juga mengatakan bahwa karyawan yang semangat akan berhubungan dengan motivasi intrinsik yang mana individu mampu mengubah karakteristiknya menjadi lebih berani dalam mengambil suatu tindakan dan tidak ada unsur keterpaksaan seperti semangat dalam mencapai target, komitmen dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hingga tugas menjadi lebih baik.