Abstrak
Berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, memunculkan banyak media sosial, seperti Instagram. Salah satu fiturnya yang banyak digunakan adalah Instagram Story, selain untuk berbagi info, fitur ini juga banyak digunakan oleh penggunanya untuk melakukan self disclosure (pengungkapan diri). Penelitian ini berfokus pada bagaimana mahasiswa FISIP UHAMKA angkatan 2016 melakukan self disclosure di Instagram Story. Paradigma penelitian adalah konstruktivis dengan penekanan pada penggunaan teori Johari Window yang membagi self disclosure berdasarkan 5 dimensi kuantitas, valensi, ketepatan dan kejujuran, maksud dan tujuan, serta kedalaman yang diarahkan pada 4 jendela, yaitu daerah terbuka (open area), daerah buta (blind area), daerah tersembunyi (hidden area) dan daerah tidak diketahui (unknown area). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self disclosure mahasiswa FISIP UHAMKA 2016 saat sedang sedih dilakukan dengan kecenderungan membuat teks gambar, memposting lagu, merepost quotes dan memposting background hitam sebagai simbol kesedihan atau kecewa. Sedangkan ketika bahagia cenderung dilakukan dengan membuat video, memposting foto dirinya sendiri maupun bersama orang lain, teks gambar, curahan hati dan quotes yang menandakan kebahagiaan. Self disclosure di Instagram dilakukan dengan tujuan sebagai pemuasan diri, mengekspresikan diri, berbagi pengalaman, dan memberi inspirasi bagi orang lain dengan menggunakan bentuk komunikasi seperti bentuk komunikasi interpersonal, intrapersonal, publik dan visual. Pengalaman komunikasi yang didapat sebagai inspirasi bagi orang lain, interaksi aktif antar pengguna, serta ingin lebih dikenal banyak orang dan untuk pelajaran hidup dari feedback yang didapatkan sebagai peneguhan eksistensi diri baik di kala sedih ataupun bahagia. Self disclosure yang dilakukan oleh mahasiswa FISIP UHAMKA 2016 dalam analisa teori Johari Window termasuk ke dalam daerah terbuka (open area) dan daerah tersembunyi (hidden area).