Abstrak
Kota Bekasi adalah salah satu wilayah yang telah melaksanakan Program STBM dan berhasil dilihat dari 9 kelurahan yang telah mendapat penghargaan sebagai Kelurahan bebas buang air besar sembarangan, salah satunya Kelurahan Jatiasih, outcome dari STBM itu sendiri ialah penurunan kasus diare, Puskemas Jatiasih pada tahun 2019 menurut data Dinkes Kota Bekasi Menempati urutan ke dua dengan kejadian diare tertinggi dan Kelurahan Jatiasih prevalensi diarenya, sedangkan untuk Kelurahan Jatiasih kejadian diare untuk balita sebesar 89 dan semua umur adalah 182 serta menempati urutan pertama kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Jatiasih. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kejadian diare serta pencapaian program STBM di kelurahan Jatiasih dan menganalisis hubungan Program STBM dengan kejadian Diare di kelurahan Jatiasih., populasi dalam penelitian ini adalah kartu keluarga di Kelurahan Jatiasih sebesar 8.120 dan sampel yang diambil sebesar 381 Per-kepala Keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dan penentuan sampel menggunakan Cluster sampling, dengan analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pilar stop buang air besar sembarangan (Pvalue= 0,264), cuci tangan pakai sabun (Pvalue= 0,130), pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga (Pvalue=0,32), pengelolaan sampah rumah tangga (Pvalue=0,17), pengamanan limbah cair rumah tangga (Pvalue=0,261) serta hubungan program sanitasi total berbasis masyarakat (Pvalue=0,12) terhadap kejadian diare di kelurahan Jatiasih, Kota Bekasi, hal ini menujukkah bahwa pelaksanaan program STBM telah efektif untuk menurunkan kasus diare, faktor lain yang menyebabkan kejadian diare di Kelurahan Jatiasih bisa disebabkan oleh satus gizi, intoleransi laktosa, imunodefisiensi dan juga terjadinya pandemi Covid-19.