Abstrak
Pemisahan ilmu pengetahuan (sains) dan agama (iman) masih sering terjadi di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, perlunya memberikan pemahaman tentang pentingnya menyeimbangkan sains dan iman, salah satunya dengan menggunakan media film. Terutama karena film memiliki daya persuasif yang tinggi dan memiliki posisi strategis dalam menginternalisasi nilai-nilai, seperti nilai edukasi. Film yang menggambarkan adanya sains dan iman adalah film Iqro: My Universe. Penelitian ini mengarah pada bagaimana pesan yang dikonstruksikan dan tahapan konstruksi sosial media massa dalam film Iqro: My Universe. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Teorinya menggunakan teori konstruksi realitas media. Teori ini dianggap tepat dalam meneliti tentang keseimbangan sains dan iman dalam Film Iqro: My Universe, karena dengan teori ini, dapat menjelaskan penggambaran mengenai keseimbangan sains dan iman serta tahapan atau proses konstruksi sosial media massa yang terdapat dalam film Iqro: My Universe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kualitatif, dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Sumber informasi yang didapatkan mengacu pada studi dokumentasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menujukkan, terdapat keseimbangan antara sains dan iman dalam film Iqro: My Universe antara lain; 1) Seorang penuntut ilmu dan ilmuwan Muslim selalu terhubung dengan Tuhan (Allah Swt.), 2) Tidak berbangga diri dengan apa yang dicapai, karena meyakini semua yang terjadi atas kehendak Allah Swt. 3) Keberhasilan seorang ilmuwan dalam mengungkap realitas, memunculkan perasaan takjub akan ciptaan-Nya, 4) Jadilah ilmuwan yang bermanfaat dan tidak berbuat kerusakan, 5) Bersyukur atas nikmat yang Allah berikan dan menerima ketentuan Allah, 6) Mengejar mimpi semata-mata untuk mencari ridha Allah, dan yang terakhir, 7) Semangat dalam menuntut ilmu. Penelitian mendatang disarankan menjadikan film Iqro My: Universe sebagai rujukan untuk mengetahui perbedaan pendapat mengenai film tersebut berdasarkan segmentasi tertentu, misalnya siswa SMP dan pondok pesantren dalam memahami keseimbangan ilmu pengetahuan dan ilmu agama atau iptek dan imtaq.