Abstrak
Toxic Relationship memberikan dampak negatif yang banyak, secara fisik dan psikologis atau kesehatan mental seseorang. Didalam hubungan toxic terdapat individu yang mendominasi, pelaku dapat mematikan kepercayaan diri korban, menghilangkan skill komunikasi karena sikap manipulatif, playing victim. Hal tersebut juga membuat komunikasi yang berjalan tidak efektif. Individu yang didominasi akan cenderung mengalami kecemasan atau kekhawatiran, dalam kajian disiplin ilmu komunikasi dikenal Aprehensi Komunikasi. Penelitian ini mengkaji, bagaimana bentuk dari kecemasan komunikasi dalam hubungan toxic pada kalangan mahasiswa. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Penelitian ini menggunakan teori aprehensi komunikasi yang mengasumsikan ketakutan berkomunikasi adalah bagian dari konsep yang terdiri atas penghindaran sosial, kecemasan sosial, kecemasan berinteraksi dan keseganan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, jenis penelitian deskriptif dan metode penelitian studi kasus. Hasil penelitian ditemukan informan mengalami empat bentuk kecemasan yaitu Internal Discomfort dimana individu mengalami kepanikan seperti detak jantung berdebar, gugup, Avoidance of Communication individu menghindari situasi atau keadaan yang memerlukan komunikasi, Communication Distruption mengalami ketidak lancaran dalam presentasi verbal ataupun memunculkan perilaku non verbal, Overcommunication individu cenderung memperhatikan kuantitas dibandingkan kualitas dari komunikasi yang disampaikan. Faktor Situasional CA dengan elemen The novelty situations, Subordinate status, formal situation, Degree of attention from others, merupakan faktor yang mempengaruhi bentuk aprehensi komunikasi individu dalam hubungan toxic.