Abstrak
Membaca sebuah karya sastra seringkali dapat membuat seseorang teringat akan Tuhannya, terlebih sastra yang bernuansa religius. Pesan yang terdapat dalam karya seperti puisi dapat dijadikan pengingat atau nasihat agar pembaca dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik. Puisi yang memiliki tingkat tinggi adalah puisi yang bertemakan ketuhanan. Puisi Penyatuan, karya Abdullah Wong adalah puisi yang bernuansa religi. Puisi tersebut terdapat dalam sebuah novel dengan berjudul ?Mada: Sebuah Nama yang Terbalik?. Fokus dari penelitian ini adalah bentuk metafora dan simbol makna religiusitas. Tujuan penelitiannya adalah untuk menginterpretasikan makna religiusitas puisi Penyatuan, dengan menggunakan paradigma interpretif dan teori hermeneutika Paul Ricoeur, yang sekaligus menjadi metode penelitian. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi dan wawancara terbuka dengan penulis, kritikus sastra, dan penikmat sastra. Teknik analisis data yang digunakan adalah tiga tahapan pemahaman hermeneutika Ricoeur. Hasil penelitian yang didapat adalah makna religiusitas pada puisi Penyatuan dibangun atas wacana, ?aku lirik?, manusia sebagai pejalan spiritual yang pada dasarnya adalah makhluk religi. Kesadaran trasendental sebagai seorang pejalan spiritual harus memiliki nilai-nilai religiusitas sebagai wujud pengabdiannya kepada ilahi melalui tugas yang harus dijalani seorang hamba. Proses panafsiran teks puisi ditemukan atas beberapa pertimbangan tafsir hermeneutika Ricoeur dalam bentuk kesepahaman dan ketidaksepahaman. Puisi yang bertemakan ketuhanan adalah komunikasi tertinggi karena merupakan medium komunikasi spiritual, antara seorang hamba dengan Tuhannya. Penelitian ini berkontribusi secara akademis terhadap teori hermeneutika Paul Ricoeur masih jarang diminati dalam meneliti puisi. Secara metodologis, penelitian ini menitikberatkan pada makna religiusitas dalam perspektif islam. Secara praktis, menyarankan agar praktisi penyiaran di media massa memberi porsi lebih kepada penulis muda menuangkan karya puisinya. Secara sosial, perlunya masyarakat sebagai pembaca agar dalam membaca sebuah puisi perlu menyikapi dan memahami tentang makna.